"syuuuuuuuuuuuuuussssssss" suara pesawat terbang menjauh. Pesawat itu
lepas landas menuju udara bak burung yang terbang bebas. Aku
memandanginya dengan tatapan sendu. Dulu,dulu sekali,ada masanya dimana
akubegitu mencintai pesawat. Pesawat selalu mengingatkanku tentang ayah.
Ayah yang kubanggakan. Ayah selalu berkata bahwa pesawat adalah
pengabul harapan. Aku kecil tak pernah mengerti apa yang ayah katakan.
Ayah yang seorang pilot memang mencintai pesawat. Saking cintanya,ayah
lebih memilih terbang dengan pesawat di saat ibu meninggal. Hal yang
saat itu kubenci. Aku menganggap ayah tak realistis.
#2FlashFiction
Teruntuk calon pilot,semangat selalu!^_^.Thank for picture, Susanenulfah
Apapun
alasan ayah saat itu,aku mungkin takkan pernah memaafkannya. Hingga
suatu hari,aku bertemu dengannya,Hanafi namanya. Ia seorang pilot
pesawat tempur.Mengenal Hanafi lebih dalam,aku mulai memahami kata-kata
ayah dulu,"pesawat adalah pengabul harapan". Hanafi setuju dengan
perkataan ayah. "dalam pesawat harapan kita terkabul" katanya suatu
ketika.
"Maksudnya?" aku bertanya.
"Ya,kamu mengerti perasaan seseorang yang ingin melihat dunia dari angkasa. Atau perasaan dimana kamu ingin terbang?"
Aku mengangguk paham. Ya,aku selalu merasakan terbang bebas.Melupakan kehidupanku.
"Bagi
sebagian orang pesawat itulah yang mengabulkan harapan ingin
terbang,melihat dunia dari sudut pandang berbeda" ia melanjutkan. Aku
mengerutkan kening dengan kata-katanya saat itu. Aku memang tahu
perasaan ingin terbang bebas,tapi aku tak pernah tahu ada seseorang yang
menganggap dengan naik pesawat terbang bebas dapat terlaksana.
Sesederhana itu?.
"suatu saat kamu pasti bisa mengerti dan merasakan hal itu"lanjutnya.Kala itu aku hanya mengangguk meresapi perkataanmu.
Hanafi
lah orang yang membuatku berubah dalam memandang kehidupan. Aku yang
skeptis terhadapmasa depan,mulai optimis dengan melihat senyumnya.
Mungkin aku mulai menyukainya. Aku juga mulai memaafkan ayah. Mungkin
saat ibu meninggal,ayah ingin melupakan kesedihannya dengan terbang
bebas.
"Aliya,...". Seseorang
memanggilku seraya merangkul bahu. Aku terbangun dari lamunanku dan
berbalik menemukan sepasang mata yang selama ini menyayangiku.
"Ayah,...".Ayah
tersenyum padaku. Aku memeluknya,menangis,membasahi kemejanya. Hari ini
adalah hari terbangku.Aku telah terbang bebas,mewujudkan harapannya dan
harapanku. Harapan untuk selalu menjaga cintanya dengan terus hidup.
Harapan yang kini telah terkabul. Harapan Hanafi yang kini telah terbang
menuju-Nya dalam pesawat harapan.
#2FlashFiction
Teruntuk calon pilot,semangat selalu!^_^.Thank for picture, Susanenulfah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar