CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 22 Januari 2013

Pesawat Harapan

"syuuuuuuuuuuuuuussssssss" suara pesawat terbang menjauh. Pesawat itu lepas landas menuju udara bak burung yang terbang bebas. Aku memandanginya dengan tatapan sendu. Dulu,dulu sekali,ada masanya dimana akubegitu mencintai pesawat. Pesawat selalu mengingatkanku tentang ayah. Ayah yang kubanggakan. Ayah selalu berkata bahwa pesawat adalah pengabul harapan. Aku kecil tak pernah mengerti apa yang ayah katakan. Ayah yang seorang pilot memang mencintai pesawat. Saking cintanya,ayah lebih memilih terbang dengan pesawat di saat ibu meninggal. Hal yang saat itu kubenci. Aku menganggap ayah tak realistis.

Apapun alasan ayah saat itu,aku mungkin takkan pernah memaafkannya. Hingga suatu hari,aku bertemu dengannya,Hanafi namanya. Ia seorang pilot pesawat tempur.Mengenal Hanafi lebih dalam,aku mulai memahami kata-kata ayah dulu,"pesawat adalah pengabul harapan". Hanafi setuju dengan perkataan ayah. "dalam pesawat harapan kita terkabul" katanya suatu ketika. 
"Maksudnya?" aku bertanya.
"Ya,kamu mengerti perasaan seseorang yang ingin melihat dunia dari angkasa. Atau perasaan dimana kamu ingin terbang?"
Aku mengangguk paham. Ya,aku selalu merasakan terbang bebas.Melupakan kehidupanku.
"Bagi sebagian orang pesawat itulah yang mengabulkan harapan ingin terbang,melihat dunia dari sudut pandang berbeda" ia melanjutkan. Aku mengerutkan kening dengan kata-katanya saat itu. Aku memang tahu perasaan ingin terbang bebas,tapi aku tak pernah tahu ada seseorang yang menganggap dengan naik pesawat terbang bebas dapat terlaksana. Sesederhana itu?.
"suatu saat kamu pasti bisa mengerti dan merasakan hal itu"lanjutnya.Kala itu aku hanya mengangguk meresapi perkataanmu.
Hanafi lah orang yang membuatku berubah dalam memandang kehidupan. Aku yang skeptis terhadapmasa depan,mulai optimis dengan melihat senyumnya. Mungkin aku mulai menyukainya. Aku juga mulai memaafkan ayah. Mungkin saat ibu meninggal,ayah ingin melupakan kesedihannya dengan terbang bebas.
"Aliya,...". Seseorang memanggilku seraya merangkul bahu. Aku terbangun dari lamunanku dan berbalik menemukan sepasang mata yang selama ini menyayangiku.
"Ayah,...".Ayah tersenyum padaku. Aku memeluknya,menangis,membasahi kemejanya. Hari ini adalah hari terbangku.Aku telah terbang bebas,mewujudkan harapannya dan harapanku. Harapan untuk selalu menjaga cintanya dengan terus hidup. Harapan yang kini telah terkabul. Harapan Hanafi yang kini telah terbang menuju-Nya dalam pesawat harapan.


 #2FlashFiction
Teruntuk calon pilot,semangat selalu!^_^.Thank for picture, Susanenulfah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar