CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 22 Januari 2013

[BeraniCerita #1] Enam Tiga Puluh

06.30 @Roemah Kopi,

Saat itu kamu terus memperhatikanku semenjak pintu kafe kubuka. Kamu yang sedang bercanda riang dengan teman-temanmu, berhenti kemudian menatapku intens. Jujur aku merasa jengah dengan tatapan itu. Aku berjalan melewatimu, menuju tempat duduk favoritku, di pojok ruangan dengan sepasang kursi dan sebuah meja yang menghadap jendela. Kamu masih terus menatapku, kali ini dengan tatapan penasaran.

Aku mencoba duduk membelakangi tatapanmu, namun aku tak dapat melihat jendela kafe kesukaanku. Akhirnya aku duduk dengan kamu yang dapat melihatku dari samping. Ekor matamu masih terus mengikuti gerak-gerikku. Aku yang mulai risih, mencoba tak menghiraukanmu. Namun tatapan dari mata biru itu sepertinya punya kekuatan magis untuk membuat badan memutar otomatis menghadapnya. Aku penasaran, mengapa kamu terus melihatku?. Dan di sana, diantara keriangan canda tawa, kamu masih menatapku aneh namun penuh senyuman. Aku segera berbalik dan dengan cepat membuka menu minuman di depanku. Aku terlalu malu, kamu memergoki diriku. Aku terlonjak kaget saat seseorang yang ternyata pelayan telah berdiri di hadapanku dan menanyakan pesanan. Sepertinya pelayan ini telah berdiri di depan meja, sejak aku melakukan aksi curi pandang padamu. Panas menyebar di pipiku, bahkan geraian rambut hitam panjangku tak mampu menyembunyikannya. Saat ini pipiku sudah semerah muda blouse yang kupakai. Kudengar suara tawa keras, dan dari sudut mataku, aku tahu itu tawamu. Aish, Aku bertambah malu. Pelayan itu kembali menanyakan pesananku. Aku butuh sesuatu untuk mendinginkan pipi yang panas ini. Dan mungkin secangkir vanilla latte dingin cukup untuk pipi ini.

06.30 lain @ memori kita,
 
Setelah hari itu aku mengenalmu, Rama. Nama yang sama dengan tokoh pewayangan dan kamu memang tampan. Kamu bercerita tentang dirimu yang seorang fotografer di majalah fashion. Aku pernah bertanya padamu,"kau cukup tampan untuk menjadi seorang fotomodel dibanding fotografer". Saat itu dirimu tersenyum,dan mengatakan bahwa aku ini polos. Aku mengerenyit tak mengerti. Lalu kamu balik bertanya," Bagaiman dengan dirimu?. Kamu pun cukup cantik dan memang di mataku kamu benar-benar cantik untuk menjadi seorang fotomodel.". Aku terdiam membisu. Aku memikirkan pertanyaan dan tatapan Rama.  Ia memang pandai bermain mata. Saat pertama kali bertemu,tatapannya adalah tatapan hangat seorang yang mungkin ingin membiarkanmu masuk di kehidupannya. Rama seolah memberitahuku sesuatu melalui tatapan ini. Kami saling berpandangan lama. Dan saat itu sesuatu membentur kesadaranku. Aku tahu tatapan itu. Kamu memberitahuku bahwa kamu telah memilih hidupmu. Ya, sebuah pilihan. Kita berdua tahu bukan "harus" menjadi apa, tapi "ingin" menjadi apa diri kita. Bukan suatu keharusan yang menjadi penentu hidup kita. Tapi keinginan kita yang membuat hidup ini terarah. Karena ini hidup kita, dan sutradara dari film bernama kehidupan itu kita. Sama dengan kita saat ini. Bukan "harus-mu" yang membuat kamu mengenalku saat itu,saat kita pertama kali bertemu,saat aku menanti seorang pria yang harus berjodoh denganku, tapi "ingin-mu" yang membuat kamu mengenalku sebagai wanita yang menjadi jodohmu.

"Flash Fiction ini disertakan dalam Giveaway BeraniCerita.com yang diselenggarakan oleh Mayya dan Miss Rochma."

Nice picture from Vectorstock

12 komentar:

  1. wow, jadi mereka lesbong ya mba? :o

    BalasHapus
    Balasan
    1. hah??? ga,. darimana nya ya mbak bisa ada kesimpulan gitu? Normal mbak,. ^_^

      Hapus
  2. susunan kalimatnya anggun mbak.. :)

    makasih dah ikutan GA beranicerita :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pengen belajar mbak,. mudah-mudahan dengan tantangan GAberanicerita ini jd terasaha, :D

      Hapus
  3. Sukses GA-nya ya Mba... :)

    BalasHapus
  4. Kalimatnya mengalir dengan indah mba :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih, ^_^,. ini masih tahap belajar,hehe

      Hapus
  5. Tentang sebuah pilihan ya. Sukses ya beranicerita-nya.
    *fontnya kecil-kecil sekali :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih,. :),. font-nya bawaan template,.

      Hapus
  6. mengalir bahasa nya. bagus (y)

    BalasHapus
  7. keren diksinya duh runtut sama rapi ,, sukses buat GA nya yaa kak :)

    BalasHapus